Proses penanganan pandemik Covid-19 di Jawa Barat tak hanya dilakukan pemerintah daerah saja. Pihak akademisi pun ikut membantu melalui penelitian. Hasilnya, alat rapid test dan PCR yang lebih cepat dan hampir akurat mampu diciptakan anak bangsa.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, dengan melibatkan ilmuwan dan kampus dalam penanganan Covid-19 yang diinisiasi oleh Unpad dan ITB berhasil memproduksi dua jenis alat tes di luar PCR dan Rapid Tes yang sudah digunakan sebelumnya.
“Yang pertama Rapid Test 2.0, kecepatannya sama seperti rapid test (buatan luar negeri) tapi akurasinya 80 perden,” ucap Emil, sapaan akrabnya, di Bandung, Kamis (14/5).
Menurutnya, alat ini juga berbeda dengan rapid test normal, di mana tak menggunakan tes daerah namun swab test. Dibandingkan dengan rapid test lain yang hanya mengetes benda asing di dalam antibody dan tidak spesifik ke virus.
“Yang 2.0 ini menggunakan antigen, virusnya ketemu,” imbuhnya dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Emil mengatakan, alat ini rencananya akan diproduksi pada Juni mendatang sebanyak 5 ribu tes kit dan diproduksi Biotek di Jawa Barat. Selanjutnya 50.000 produksi akan dilakukan pada Juli.
“Harganya lebih murah, maksimal Rp 120 ribuan, yang dulu Rp 300 ribu,” tambah Emil.
Penelitian Unpad dan ITB juga menghasilkan alat tes PCR baru yang tidak memerlukan pemeriksaan di laboratorium. Melainkan cukup di laptop dan power suplai seperti aki motor yang bisa menghasilkan delapan sampel.
“Bisa dibawa mobil, bisa mengetes di pasar, tempat pariwisata, di manapun. Akurasinya sama seperti PCR, harganya Rp 200 juta,” katanya.
Emil menilai, dua alat yang bisa berkontribusi penting dalam penanganan Covid-19 ini merupakan sumbangsih para ilmuwan yang melakukan bela negara melalui keilmuan-nya.
“Inilah sumbangsih dari para ilmuwan yang bela negara melalui ilmunya, ada yang bela negara melalui perang covid melalui garis depan, itu dokter tenaga kesehatan ada yang bela negara dengan hartanya, ada yang dengan ilmunya. Saya mengapresiasi berterimakasih,” tuturnya.
Inovasi ini juga menguatkan Jabar menjadi provinsi paling progresif salam memproduksi alat biokteknologi lokal lewat dukungan BUMN dan kampus.
“Jabar bisa mengejar target 300 ribu dengan alat PCR sendiri biofarma, dengan rapid test 2.0, SPR buatan Unpad, ITB dengan ventilator, PT DI, dan Pindad. Menunjukan bangsa kita bisa memproduksi alat bioteknologi sendiri,” tandasnya.
KOMENTAR ANDA