Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik.
Oleh karena itu, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei 1998.
Kurang lebih itu adalah potongan pidato pengunduran diri Presiden Indonesia ke – 2 Soeharto pada 21 Mei 1998 . Pidato yang sebagian orang kaget dan sebagian lagi bersorak sorai bahagia dengan keputusan itu.
Bukan waktu sebentar beliau memimpin Republik ini, diujung kepemimpinannya akhirnya dia mundur. Secara konstitusional saat Presiden mengundurkan diri maka sang Wakil Presiden berhak mengambil jatabatannya. Maka Si jenius B.J.Habibie berhak menjadi Presiden pada hari yang sama.
Habibie bukan orang baru dalam pemerintahan orde baru, sebelum menjadi Wakil Presiden beliau adalah Mentri Riset dan Teknologi selama hampir 20 tahun. Perkenalan beliau dengan Soeharto juga sudah dimulai jauh hari sebelum ia menjadi mentri. Soeharto pernah berdinas di Makassar, kala itu Soeharto memimpin Brigade Mataram yang bertugas menumpas pemberontakan Andi Aziz.
Markas pasukan itu berada tidak jauh dari rumah orang tua Habibie, maka dari sana Brigade Mataram sering silih berganti berkunjung ke kediaman beliau.
Habibie adalah anak ke empat dari delapan bersaudara, hasil buah cinta seorang etnis Gorontalo dan Ibu keturunan priyayi Jawa asal Yogyakarta. Hingga hari ini Habibie masih menjadi Presiden satu-satunya yang berasal dari etnis Gorontalo. Bahkan bila mengikuti budaya patriarki yang dominan di Indonesia, ia juga adalah satu-satunya Presiden bukan Jawa.
Dikenal sebagai seorang teknokrat yang cerdas dan berbakat sedari muda, bakatnya sudah terlihat sejak kecil. Darisana ibunya memberanikan diri untuk mengirim Habibie kuliah ke Jerman dengan biaya sendiri. Saat mengambil keputasan ini, Habibie sedang berkuliah di Universitas Indonesia Bandung (kini ITB) jurusan Teknik mesin. Di Jerman ia berkuliah di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen jurusan teknik penerbangan.
Sempat bekerja di Jerman, Habibie dipanggil pulang ke Indonesia pada 1973 oleh pemerintah untuk membantu mengembangkan teknologi di Indonesia. Baru 5 tahun di Indoensia beliau langsung dipercaya untuk menjadi Mentri RIset dan Teknologi.
Banyak gebrakan yang ia lakukan saat mengampu jabatan itu, tentu yang paling membanggakan adalah saat akhirnya Indonesia bisa memiliki pesawat buatan sendiri.
20 tahun menjadi mentri, nampaknya membuat Soeharto mempertimbangkan Habibie untuk mendampinginya. Hal tersebut nampak menjadi sebuah anomali karena 3 wakil presiden terakhir berasal dari latar belakang militer.
Namun bukan berarti tak ada yang mendukungnya menjadi wapres, sedari 1988 Sri Bintang Pamungkas dalam Menggugat Dakwaan Subversi: Sri-Bintang Pamungkas di Balik Jeruji Besi (2000: 336), Habibie didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kedekatan Habibie dengan cendikiawan muslim bisa jadi menjadi penyebabnya.
Akhirnya maret 1998 Habibie resmi menyandang jabatan Wakil Presiden, jabatan orde baru tersingkat yang pernah diemmbannya. Jabatan yang harusnya ia duduki selama 5 tahun hanya ditempati 2 bulan lebih saja, selanjutnya ia duduk menjadi Presiden. Awalnya banyak pihak beranggapan bahwa beliau masih bagian dari kroni Soeharto, sebuah anggapan yang tidak bisa disalahkan. Namun Habibie membuktikan bahwa dia bisa membawa Indonesia kepada sistem yang lebih demokratis, beliau mengizinkan pendirian partai diluar Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrasi Indonesia.
Tidak lama berselang Habibie juga menyelenggarakan pemilihan umum pada 1999 atau hanya berselang satu tahun dari pelantikannya sebagai orang nomor wahid di Negri ini.
Sidang umum MPR 1999 menolak pertanggung jawaban beliau sebagai Presiden, hal yang ditenggarai sebagai musabab Ia tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden. Akhirnya pada 20 Oktober 1999 dia meninggalkan jabatan Presiden yang di emban saat reformasi.
KOMENTAR ANDA