Sebuah hubungan tak sehat atau toxic realtionship bisa menimpa siapa pun. Hal ini bisa terjadi antarpasangan, lingkungan pertemanan, atau bahkan hubungan orang tua dan anak.
Kerap kali toxic relation yang terjadi antara orang tua dan anak diabaikan dengan alasan bahwa sudah sepatutnya anak selalu menuruti perintah orang tua. Padahal romantisisme hubungan tak sehat tersebut dapat berbuah buruk secara psikis bagi kedua pihak.
Untuk mengetahui apakah kita terjebak dalam hubungan tak sehat orang tua dan anak berikut akan dijabarkan 7 tanda toxic parents.
1. Egois dan Kurang Empati pada Anak
Ada kalanya orang tua lebih mementingkan kebutuhan pribadinya ketimbang kebutuhan anak, untuk sesekali hal itu wajar saja. Tetapi, jika terus menerus dilakukan dan bahkan bertindak seolah tidak peduli tentu hal tersebut adalah sesuatu yang salah.
2. Emosi Berlebihan
Orang tua yang sering melampiaskan kemarahannya secara berlebihan tanpa memikirkan perasaan sang anak juga bisa digolongkan sebagai toxic parents. Hal ini umum kita temukan di banyak keluarga, terlalu mendramatisasi suatu permasalahan adalah salah satu contohnya.
3. Terlalu Mengontrol
Pada dasarnya orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, maka tak heran apabila mereka memberikan arahan tentang apa-apa saja yang baiknya dilakukan oleh sang anak. Tapi, jika hal itu dilakukan tanpa ada kompromi dan cenderung memerintah sehingga menjadi terlalu mengontrol hingga membatasi ruang gerak anak itu adalah perbuatan yang toxic.
4. Kurang Menghargai
Bukan hal langka menemukan orang tua dengan jenis toxic parents. Jarang memberikan apresiasi pada anak, selalu melihat kekurang sang anak, dan membanding-bandingkan anak dengan orang lain mungkin dinilai sebagai upaya untuk memotivasi anak agar lebih baik.
Tapi faktanya, tindakan kurang menghargai tersebut justru akan membuat anak semakin tertekan dan bahkan bisa membuat dirinya merasa tidak percaya diri atau tidak berharga.
5. Menyalahkan Anak Terus-menerus
Ketika ada masalah, tak jarang orang tua menempatkan anak sebagai bantalan emosinya. Bahkan anak bisa saja disalahkan atas kondisi-kondisi yang terjadi dalam rumah tangga.
Kebiasaan menyalahkan anak untuk hal-hal yang bahkan tidak dilakukan mungkin terjadi tanpa sadar karena dorongan emosi yang berlebih, namun hal ini sangat berdampak buruk pada kondisi psikis anak.
6. Menuntut Berlebihan
Keingian-keinginan yang terlalu memaksa bisa berujung menjadi sebuah tuntutan. Kadang orang tua tidak memperhitungkan kesanggupan anak. Bukan tak jarang kita menemukan anak-anak yang frustasi karena tuntutan berlebih dari orang tuanya.
7. Sering Mengungkit Hal yang Telah Dilakukan untuk Anak
Kebiasaan mengungkit hal yang telah dilakukan untuk anak akan menimbulkan kesan bahwa orang tua sangat perhitungan pada anak. Ini akan menumbuhkan perasaan bersalah pada anak jika dilakukan terus-menerus. Apalagi jika hal yang diungkit adalah apa yang memang sudah menjadi kewajiban orang tua.
Bukan tak mungkin hubungan tak sehat dalam keluarga terjadi. Tapi, banyak orang lebih sering mengabaikannya dan menanggung beban psikis. Hal yang bisa dilakukan untuk keluar dari perlakuan toxic parents adalah dengan menjalin komunikasi antar orang tua dan anak atau bahkan melakukan bimbingan konseling keluarga.
KOMENTAR ANDA