Warung internet atau lebih dikenal dengan warnet, menjadi bagian tak terpisahkan dari generasi Universitas Padjadjaran Bandung era 2000an. Berbeda dengan rental komputer yang memenuhi kebutuhan perkuliahan, warnet memenuhi kebutuhan perkuliahan dan juga kebutuhan rohaniah akan hiburan.
Warnet membantu menjaga kewarasan para mahasiswa yang suntuk, pusing, dan tertekan karena aktivitas perkuliahan. Sebagian warnet juga berfungi sebagai rental komputer, tentu dengan harga layanan berbeda. Tetapi tidak semua rental komputer memasang jaringan internet.
Warnet bisa ditemui di gang-gang kecil maupun di pinggir jalan raya. Biasanya, desain ruangnya adalah meja-meja dengan sekat-sekat yang lebih menjamin privasi dibanding dengan rental komputer. Beberapa warnet bahkan bukan hanya terdiri dari meja bersekat, tetapi ruang-ruang yang hanya bisa diakses oleh pengguna sehingga lebih nyaman untuk digunakan. Karena untuk kebutuhan nonsekolah, rata-rata warnet buka 24 jam.
Sebagian orang senang dengan adanya warnet yang memiliki pendingin ruangan dan bersedia membayar sedikit lebih mahal. Sementara sebagian lain merasa tidak terlalu membutuhkan pengatur suhu ruangan, terutama bagi para perokok yang bermain gim online dari malam hingga pagi.
Untuk tarifnya sendiri, tiap warnet memiliki kebijakan harga yang berbeda. Biasanya menggunakan menit sebagai dasar penghitungan, namun ada juga yang menggunakan satuan waktu yang lain, misal per lima belas menit atau per jam. Untuk harga layanan tentu lebih mahal dibanding rental komputer.
Sementara untuk kecepatan akses internet, tidak semua warnet memiliki kualitas yang sama. Keluhan akan akses yang lemot kerap disampaikan pelanggan kepada operator warnet. Situasi saat itu tentu tidak kita temui pada saat ini dengan kemudahan akses internet di mana-mana. Ini jika kita bicara konteks kota besar, mengingat tidak cukup merata kondisi akses di daerah terpencil.
Apakah saat ini kita masih membutuhkan warnet? Dengan gawai di tangan rasanya sudah jarang sekali. Beberapa warnet beralih fungsi menjadi pusat gim online atau rental Play Station. Pasarnya juga bergeser dari orang dewasa ke anak-anak. Kebutuhan penggunaannya juga bergeser. Tapi bagi generasi era 2000an, kenangan akan kehadiran warnet tentu tidak mudah dihapuskan dari ingatan.
KOMENTAR ANDA