Wisuda merupakan momen dan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenakan jubah akademik secara resmi. Berjuang merampungkan studi selama bertahun-tahun dengan berbagai tekanan hingga akhirnya bisa memakai jubah akademik, menyalami para dosen sambil menggenggam ijazah, disaksikan oleh keluarga yang menatap dengan bangga, tentu merupakan momen yang tak akan dilupa.
Berbicara mengenai momen wisuda, jubah akademik atau yang biasa disebut dengan toga wisuda milik Universitas Padjadjaran (Unpad) sempat viral loh di media sosial. Berawal dari unggahan akun @collegemenfes, toga wisuda Unpad menjadi trending topic di media sosial Twitter.
Banyak sekali warganet yang menilai toga wisuda Unpad sebagai toga paling keren dibandingkan dengan toga wisuda milik universitas lain. Selain itu, toga wisuda Unpad juga disebut mirip dengan jubah asrama di film fantasi Harry Potter, yakni Ravenclaw, Gryffindor, dan Slytherin.
“Unpad emg cakep toganya,” tulis @dindamahmudahr.
“Jelas toga Unpad cakepnya ga ada tandingan. Sayangnya corona mengubah tahun ini ga bisa make toga lagi,” komentar @cycy_veronica.
“Ribuat netizen baru menyadari kalau Toga #Unpad paling keren se-Indonesia,” cuit @anak_unpad.
Dikutip dari laman resmi Unpad, pelaksanaan prosesi wisuda gelombang I tahun akademik 2014/2015 pada tanggal 4-6 November 2014 mengalami beberapa perubahan, salah satunya adalah toga yang dikenakan. Perubahan ini berbarengan dengan momen Dies Natalis ke-57 Unpad sekaligus berubahnya status Unpad menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).
Sejak saat itu, toga wisuda Unpad lebih menonjolkan sisi budaya Sunda. Jika toga wisuda Unpad sebelumnya didominasi oleh warna hitam, kini toga wisuda Unpad lebih berwarna yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program Diploma hadir dengan toga berwarna biru muda, program Sarjana dan Profesi berwarna merah, program Magister dan Spesialis berwarna hijau, dan program Doktor berwarna biru tua. Perbedaan warna ini merupakan simbol dari kematangan berpikir di setiap tingkatannya.
Sisi budaya Sunda tampak dari motif batik yang menjadi bingkai di setiap sisi jubah. Motif batik yang digunakan adalah Batik Pakuan Padjadjaran yang mengandung filosofi bahwa setiap lulusan Unpad akan menjadi raja dan ratu bagi diri sendiri, bangsa, dan negara. Perubahan ini diharapkan akan mendorong semangat baru untuk terus meningkatkan prestasi Unpad selanjutnya.
Saya masih ingat momen dua tahun yang lalu, tepatnya saat Wisuda Gelombang III Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2017/2018, ketika saya mengenakan toga berwarna merah yang menandakan saya lulus dari program sarjana. Pagi hari sebelum prosesi wisuda, saya mengenakan jubah panjang tersebut dengan bantuan Ibu. Sementara Ayah memandang dengan seksama dan menyebut putrinya tampak sangat cantik dalam balutan kebaya dan toga wisuda.
Momen itu hanya awal dari serangkaian bahagia dan haru yang saya rasakan. Mencium tangan kedua orangtua, memeluk erat mereka, sambil mengucap sebanyak-banyaknya terima kasih menjadi memori yang masih terasa hangat hingga saat ini. Tak lupa, Ibu kembali merapikan toga yang saya kenakan agar putrinya tetap cantik meski sudah berkali-kali menangis.
Bagi saya, toga wisuda Unpad bukan sekadar jubah akademik dengan warna dan desain yang membuat saya tampil seperti pelajar Hogwarts. Ia adalah sandangan pengingat akan hak istimewa pendidikan tinggi yang saya dapat dan terus memunculkan pertanyaan “Apa yang bisa saya lakukan?”, hingga saat ini.
KOMENTAR ANDA