Penyanyi dangdut yang terkenal berkat goyang ngebornya, Inul Daratista, pernah berkata di dalam salah satu lagunya, “ada yang bilang, dangdut tak goyang, bagai sayur tanpa garam, kurang enak kurang sedap”. Dari lirik itu kita jadi mengerti pentingnya peran sebutir garam bagi makanan yang kita makan sehari-hari. Bahkan saking vitalnya, fungsi gram pada sayur sejajar dengan fungsi goyangan pada dangdut.
Garam memang sangat penting bagi kita, manusia. Bukan hanya membuat makanan yang kita makan menjadi lebih sedap, nutrisi yang terkandung dalam garam pun dikenal baik bagi kesehatan tubuh asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.
Menurut anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementrian Kesehatan Indonesia, konsumsi garam tiap orang maksimal 2000 mg per hari. Jumlah tersebut setara dengan 5 gram atau sekitar satu sendok teh. Jika melebihi batas tersebut dalam waktu yang lama, ada banyak risiko penyakit yang bisa ditimbulkan, salah satunya darah tinggi.
Untuk mengurangi risiko penyakit yang ditimbulkan oleh garam, masyarakat saat ini banyak yang beralih dari garam yang biasa dikonsumsinya ke garam himalaya. Garam yang dikenal menyehatkan ini berasal dari tambang garam Khewra yang berada di dekat Himalaya, Pakistan.
Garam berwarna merah muda tersebut dipanen dari tambang garam yang diyakini telah terbentuk dari jutaan tahun yang lalu hasil dari penguapan air pada zaman purbakala. Setelah dipanen, garam Himalaya akan diekstraksi secara manual dan minimal, sehingga mampu menghasilkan garam yang lebih alami dibanding garam meja.
Proses panen yang alami juga membuat garam Himalaya memiliki lebih banyak nutrisi dan mineral yang tidak terkandung dalam garam meja. Hal itulah yang menguatkan keyakinan banyak orang bahwa garam Himalaya lebih sehat bagi tubuh dibanding garam meja.
Dilansir dari Healthline, garam Himalaya dan garam meja sama-sama mengandung sodium klorida, namun garam himalaya masih memiliki lebih dari 84 jenis mineral lainnya. menurut studi bertajuk Comparison of Salty Taste and Time Intensity of Sea and Land Salts from Around The World, garam Himalaya memiliki kandungan kalsium, kalium, magnesium, zat besi, dan masih banyak mineral lainnya.
Meskipun begitu, kadar mineral yang terkandung dalam garam himalaya terhitung kecil. Untuk memenuhi kebutuhan kalium, seseorang perlu mengonsumsi garam Himalaya sebanyak 1,7 kg. Tentu tidak ada manusia normal yang mau mengonsumsi garam sebanyak itu meski diberi label garam sehat.
Moch Aldis Ruslialdi dari Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood (CNWC) menjelaskan, meski garam himalaya disebut lebih kaya mineral dibanding garam meja, namun jumlah konsumsinya pun tetap harus dibatasi sesuai dengan anjuran yang telah diberikan.
“Jadi, misalkan mau pakai garam Himalaya, tapi jangan sampai juga kita mengonsumsi dalam jumlah banyak. Apalagi, rasa dari garam himalaya cenderung enggak asin (dibandingkan dengan garam meja). Jadi, diimbangi juga dengan mengatur jumlahnya,” Ujar Aldis, dikutip dari Kumparan.
KOMENTAR ANDA