Sudah sering kita dengar, kondisi laut di planet ini tidak sedang baik-baik saja. Limbah, polusi, eksploitasi besar-besaran, perubahan iklim, dan berbagai kegiatan yang dilakukan manusia membuat kehidupan laut menjadi terancam. Jika tidak ada kepedulian dan perubahan yang dilakukan, kerusakan ekosistem laut akan mengancam seluruh kehidupan makhluk yang hidup di darat.
Mungkin masih banyak orang yang menganggap kehidupan laut tidak berkaitan dengan kehidupan di darat, sehingga kondisi laut saat ini tidak begitu dikhawatirkan. Padahal sebaliknya, akan muncul berbagai bencana ketika manusia tidak berusaha memulihkan seluruh ekosistem laut yang terus-menerus memburuk.
Untungnya, ada kabar menggembirakan dari sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dan aktivis peduli lingkungan. Penelitian tersebut menyatakan, kondisi laut dapat kembali pulih pada tahun 2050, sebagaimana dilansir dari National Geographic Indonesia. Namun hal itu tetap akan sulit terjadi jika tidak ada perubahan tindakan yang dilakukan dalam skala global.
Carlos Duart, ilmuwan dari Red Sea Research Center di King Abdullah University of Science and Technology, Arab Saudi, yang turut terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa manusia yang hidup di masa ini bisa mewariskan lautan yang sehat kepada anak cucu, penerus kehidupan di planet ini.
Tapi jika gagal memperbaikinya, maka hanya lautan yang rusak, yang bukan hanya tidak bisa mendukung kehidupan tapi berisiko buruk bagi kehidupan itu sendiri, yang akan kita wariskan kepada anak cucu kelak.
Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, para ilmuwan kelautan internasional dari 10 negara di empat benua berbeda berusaha mencari solusi untuk memulihkan kembali keanekaragaman hayati lautan dengan menelaah dampak intervensi konservasi laut yang telah berhasil dilakukan. Hasilnya, banyak spesies laut yang kembali lestari berkat berbagai upaya pelestarian.
Populasi paus bungkuk dan anjing laut gajah utara pulih setelah adanya upaya perlindungan yang baik. Populasi anjing laut abu-abu pun telah meningkat beberapa persen di Kanada Timur. Berang-berang Laut Selatan jumlahnya meningkat pesat, dari beberapa lusin menjadi ribuan sejak tahun 1911. Begitu pula dengan penyu hijau yang populasi sarangnya terus meningkat sebanyak 4-14 persen per tahun.
Selama ini, sudah ada beberapa perjanjian internasional terkait pemulihan ekosistem laut yang tujuannya terus diupayakan, salah satunya dengan menekan perubahan iklim secara masif. Selain itu, penerapan ketat terkait perburuan dan penangkapan ikan berlebihan dapat berdampak pada peningkatan populasi kehidupan laut.
Para ilmuwan dan aktivis lingkungan pun terus menyuarakan regulasi yang jauh lebih ketat terhadap industri yang melakukan kegiatan menambang di laut dalam dan terus berupaya untuk menambah luas laut yang dilindungi.
KOMENTAR ANDA