Universitas Padjadjaran (Unpad) sebagai salah satu tempat penyelenggaraan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) melakukan berbagai upaya untuk mencegah terbentuknya klaster baru penularan virus corona di Kampus Unpad, Jatinangor, Sumedang. Salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat untuk melakukan rapid test terhadap 184 orang yang terdiri dari peserta UTBK dan panitia.
Dari 184 orang yang mengikuti rapid test, lima orang dinyatakan reaktif dan akan melakukan tes lebih lanjut. Sementara itu, 179 orang dinyatakan non-reaktif. Hasil rapid test ini merupakan upaya preventif yang dilakukan Unpad dalam memutus rantai penularan Covid-19 melalui Aplikasi Mawas Diri (Amari).
Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Dandi Supriadi, mengatakan Amari mendeteksi panitia dan peserta yang memiliki gejala sakit sebelum mereka memasuki lingkungan kampus Unpad. “Itu sebabnya jumlah peserta tes yang dinyatakan perlu tes lanjutan sangat sedikit,” ungkap Dandi, dikutip dari laman resmi Unpad.
Pelaksanaan rapid test di Unpad merupakan program dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat yang mengadakan sampling test di setiap perguruan tinggi yang menjadi lokasi pelaksanaan UTBK di Jawa Barat.
Kemudian Ketua Satgas Covid-19 Unpad, Setiawan, menjelaskan bahwa hasil rapid test tersebut tidak definitif. Hal ini berarti bahwa lima orang yang dinyatakan reaktif dan akan menjalani tes lanjutan itu terinfeksi Covid-19.
“Meski demikian, Unpad telah meminta mereka untuk segera melakukan isolasi mandiri dan menjaga protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan rajin mencuci tangan,” ujar Setiawan.
Menurut Setiawan, rapid test penting dilakukan karena terdapat beberapa hal yang memungkinkan terjadinya proses infeksi sehingga pihak Unpad ingin mengetahui risiko penularan Covid-19 di lingkungan kampus Unpad. “Meskipun kami sudah menerapkan protokol kesehatan karena lokasi tempat tinggal dan hal lain yang bisa mempengaruhi proses infeksi, kami perlu melakukan ini,” kata Setiawan.
Dari 186 orang yang melakukan rapid test di lingkungan Unpad, 67 di antaranya adalah panitia pelaksana yang terdiri dari dosen, tenaga pendidikan, dan sejummlah pimpinan. Sementara 119 orang adalah peserta yang dipilih secara asak berdasarkan daerah asal peserta
Adapun lima orang yang dinyatakan reaktif akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium kesehatan daerah provinsi Jawa Barat pada Senin, 13 Juli 2020.
KOMENTAR ANDA