Ada sepasang mata bola.
Copot. Lepas. Jatuh ke tanah.
Kuambil, daripada dinjak-dinjak orang, sayang. Kasihan.
Tapi saat mau kukembalikan, si empunya telah menghilang. Malu barangkali, sebab tak bermata lagi.
Bisa juga ketubruk orang yang lalu-lalang, lalu terjatuh. Pingsan. Dibawa ke rumah sakit.
Sepasang mata bola.
Copot. Kukantongi akhirnya. Kubawa pulang.
Kubersihkan dengan seksama.
Agar beningnya tetap bercahaya.
Sepasang mata bola.
Tiap hari kukantongi ketika pergi. Dengan harapan bertemu si empunya mata.
Tapi apa hendak dikata.
Siapa sangka.
Sudah dua belas purnama, tak ada kulihat wajah si empunya.
Sampai kini.
Sepasang mata bola masih mencari pemiliknya.
KOMENTAR ANDA