Unpad akan terlibat dalam uji coba calon vaksin Covid-19 di Indonesia. Calon vaksin yang didatangkan dari China tersebut rencananya akan diuji coba di Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya, Unpad telah memberi keterangan bahwa akan ada 1.620 relawan yang mengikuti uji coba ini namun rupanya banyak pihak yang ingin mendaftarkan diri menjadi relawan.
Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona, Profesor Kusnadi Rusmil, mengatakan cukup banyak yang berminat menjadi relawan uji coba calon vaksin Covid-19. Mereka berasal dari latar belakang profesi yang beragam, mulai dari direktur bank, dokter, hingga para pejabat.
“Pejabat banyak juga yang mau ikut. Direktur-direktur bank pada mau ikut. Enggak bohong saya,” ujar Profesor Kusnadi, dikutip dari Kumparan.
Guru Besar di Universitas Padjadjaran (Unpad) ini mengatakan pihaknya tidak bisa merinci berapa banyak orang yang ingin mendaftar menjadi relawan. Mereka sampai menghubungi Profesor Kusnadi agar dilibatkan dalam uji coba calon vaksin dari SINOVAC ini.
“Tapi sekarang udah banyak, dari luar juga teman-teman saya dokter banyak naya, ‘Gua pengin ikut, gue pengin ikut,” imbuhnya.
Bahkan, Profesor Kusnadi menyebut salah satu rumah sakit di Jakarta pun menawarkan semua dokternya menjadi relawan. Sayangnya, Profesor Kusnadi tetap menolak tawaran tersebut karena yang akan menjadi relawan hanya warga Bandung.
“Hanya yang tinggal di Kota Bandung. Kalau mau luar kota mau ikut ini, pindah dulu ke Bandung,” ujarnya.
Uji coba calon vaksin rencananya akan dilakukan di beberapa lokasi di Bandung. Mulai dari kampus Unpad hingga puskesmas di Bandung. “Harapannya nanti dosen-dosen juga, mahasiswa juga, orang sekitar situ juga boleh ikut. (Lokasi) itu saya pilih berdasarkan pengalaman saya melakukan uji klinis” paparnya.
Lebih lanjut mengenai uji coba calon vaksin, Profesor Kusnadi mengungkap nantinya para relawan akan mendapatkan asuransi kesehatan selama penelitian. Meski demikian, Profesor Kusnadi belum bisa memberi rincian dari asuransi yang akan diterima relawan dan berapa lama para relawan ini akan terlibat dalam penelitian.
“Iya diasuransikan selama ikut penelitian. Apapun, untuk pengobatan, kalau sakit apa, transportasi kalau dia perlu pengobata di mana,” ungkap Profesor Kusnadi.
“Nah, nanti lebih detail lagi. Tapi enggak akan ke saya diperiksanya soalnya enggak akan fair. Nanti ke dokter lain, misal katanya, ‘Iya tuh, disuntik vaksin jadi begitu’. Nah, saya bisa lebih dalam lagi” lanjutnya.
KOMENTAR ANDA