"kamu, kamu, kamu," katamu pada
ritmis yang mengetuk jendela kamar
seperti silabel yang lebat.
musim akan menjadi masam,
dan kau sekarang punya seonggok
daging untuk mengusir dingin,
katamu mesum.
"kamu, kamu, kamu," ucapmu
misuh-misuh pada sebuah waktu,
yang tua dan kaku, yang gugur dalam kalender
kamar. kesepian makin betah di kolong
wajah cantikmu. kadang ia membentang
membentuk asteris, yang asimetris.
"kamu, kamu, kamu," umpatmu
berang. kijang-kijang tanggal
dari tempatmu dan
anjing-anjing tinggal di
umpatmu.
"kamu, kamu, kamu," panggilmu
lirih, sepatah konsonan yang sedih
pada secangkir kopi di mana
waktu hanya dapat bekerja,
dan aku sebagai satu-satunya
kata yang sulit kau eja.
kau, sekali lagi, menemukan
diriku dalam dirimu.
Bandung, Oktober 2019
KOMENTAR ANDA