Perkembangan teknologi dalam satu dasawarsa begitu pesat turut pula mempengaruhi sektor ekonomi. Banyak peluang-peluang ekonomi baru terbuka akibat perkembangan teknologi. Salah satunya adalah industri kreatif sebagai bagian dari sektor ekonomi.
Industri kreatif pada masa sebelumnya tidak begitu terdengar gaungnya. Semua pekerjaan kreatif sebelum revolusi industri dilakukan manual, murni dari keahlian seseorang pada bidang kesenian. Sebagai contoh, desain iklan berupa sketsa manual.
Pekerjaan kreatif turut berevolusi seiring dengan revolusi industri 3.O yang ditandai oleh hadirnya mesin yang dapat berhitung dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer. Pekerjaan kreatif yang semula dilakukan manual kini dilakukan digital. Ekspansi besar-besaran yang masif ini membuat pekerjaan kreatif menjadi industri kreatif sebab meningkatnya minat dan kebutuhan orang pada kesenian untuk kepentingan komersial.
Kini, industri kreatif semakin semarak setelah jaringan internet makin berkembang yang juga menjadi tonggak revolusi industri 4.O. Banyak platform-platform yang lahir akibat adanya jaringan internet. Friendster, YouTube, dan Facebook adalah salah satu punggawa platform internet pertama di dunia berbentuk media sosial. Dampaknya, muncul pekerjaan-pekerjaan baru seperti youtuber.
Di Indonesia, youtuber generasi awal diisi oleh sejumlah nama terkenal, seperti Edho Zell, Raditya Dika, Reza Arap, Andovi da Lopez dan Jovial da Lopez. Youtuber generasi awal tersebut memulai kariernya pada kisaran tahun 2006 hingga 2012. Saat ini, tahun 2020 makin banyak youtuber Indonesia yang bermunculan seperti Atta Halilintar, Ria Ricis, dan Baim Wong.
Persaingan industri kreatif makin hari makin ketat dan sengit. Terobosan inovasi, kreatifitas yang menarik hingga out of the box, serta kebaruan ide adalah modal bagi seseorang untuk dapat menghidupi dirinya di industri kreatif, semisal menjadi youtuber. Sebagai kreator, ia perlu membekali dirinya dengan modal tersebut sebab kini indsutri kreatif semakin tinggi peminat. Tren yang disebabkan masyarakat urban dengan janji kerja enak dan uang banyak menjadi salah satu pemicu meningkatnya keinginan orang menggeluti industri kreatif.
Sementara itu, kemajuan teknologi juga membawa kemajuan dalam metode pekerjaan kreatif. Aplikasi yang canggih dan fitur yang lengkap membuat pekerjaan kreatif makin digital sentris. Salah satu contohnya adalah kehadiran VTuber atau Virtual YouTuber.
VTuber adalah produk kreator yang menampilkan konten-konten berupa avatar animasi 2D atau 3D. Avatar-avatar tersebut dibuat sesuai pasar agar dinikmati penonton dan makin luas pasarnya. Selain itu, aplikasi TikTok yang sedang booming pada generasi milenial dijadikan batu loncatan oleh para kreator VTuber sehingga kontennya semakin menarik. Sejumlah nama VTuber yang terkenal adalah Kizuna Ai, Maya Putri, Clarra Charlone, dan N0va LookDev.
Saat ini, kita dihadapkan pertanyaan apakah kemunculan VTuber ini kabar baik atau kabar buruk? Jawaban saya adalah kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya adalah bila saya menempatkan diri sebagai penikmat konten kreatif tersebut. Beragam pilihan konten menarik dapat saya konsumsi dengan relatif mudah dan gratis. Selain itu, kabar baiknya adalah bila saya menempatkan diri sebagai klien yang membutuhkan jasa para konten kreator. Banyaknya pilihan kreator dengan sasaran target generasi muda bisa disulap untuk kepentingan personal atau perusahaan.
Sementara itu, kabar buruknya adalah bila saya menempatkan diri sebagai konten kreator atau sebagai youtuber. Pesaing bisnis makin hari makin banyak, sehingga memaksa untuk membuat inovasi baru yang lebih kreatif agar lebih mampu memikat penonton maupun klien bisnis.
Bisa-bisa nanti ada keluhan seorang youtuber yang misuh-misuh seperti, “sudah susah cari viewers, kalah lagi sama karakter fiksi!”
KOMENTAR ANDA