Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Padjadjaran (Unpad) menyambut kehadiran Si CePAD dengan bangga diiringi harapan sistem deteksi virus SARS Cov-2 itu dapat berperan banyak dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
Hal itu disampaikan Ketua Umum IKA Unpad Irawati Hermawan usai melantik pengurus IKA Unpad Komisariat Fakultas Kedokteran, di Jalan Prof. Eyckman, Pasteur, Bandung, Sabtu pagi (9/1).
"Sebagai alumni, tentu kami bangga dengan inovasi almamater dalam membantu negara menekan laju penyebaran Covid-19. Si CePAD adalah alat deteksi antigen produksi Unpad,” ujarnya sambil menambahkan inovasi ini menguatkan peran Unpad sebagai lembaga pendidikan yang tanpa henti berkontribusi mengatasi pandemi,” ujarnya.
Menurut Ira, Si CePAD berbeda dengan alat deteksi cepat konvensional yang mendeteksi molekul antibodi. Si CePAD mendeteksi molekul antigen, sehingga lebih cepat mengidentifikasikan keberadaan virus pada tubuh tanpa harus menunggu pembentukan antibodi.
Si CePAD diproduksi oleh mitra industri Tim Peneliti Diagnostik COVID-19 Unpad, yaitu PT Pakar Biomedika Indonesia.
Alat ini menurutnya sudah mendapatkan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) dan Perhimpunan Patologi Klinis Indonesia serta telah diizinkan untuk beredar oleh Kementerian Kesehatan sejak 4 November 2020.
Sebagai bagian dari kegiatan Bakti Inovasi, pada Desember 2020 lalu, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sudah membeli alat ini sebanyak 3.000 kit dan didistribusikan kepada RS Hasan Sadikin dan RS Pendidikan Unpad serta akan diproduksi massal untuk penggunaan di Jawa Barat.
"Si CePAD adalah inovasi anak negeri dengan akurasi 84 persen melebihi standar WHO. Selain tingkat akurasi yang tinggi, secara harga pun jauh lebih murah dibanding dengan alat PCR import yang saat ini digunakan. Harga eceran Si CePAD adalah Rp120.000," demikian Ira.
KOMENTAR ANDA